“Cepat”
atau “lambat” Papua Merdeka, semua soal waktu, tinggal menunggu waktu.
Ada lain yang berjuang, kita yang lain fokus pada hal yang sedang kita
kerjakan. Cukup kita doakan saja perjuangan ini pasti sampai pada akhir
merdeka. Pernyataan-pernyataan yang kadang terlontar dari generasi muda
Papua. Pernyataan dalam diskusi-diskusi diwarung-warung dipinggir jalan
atau dalam pertemuan biasa dan adapula bahkan sampai dipenyampaian pada
diskusi-diskusi yang dibuat.
Cepat dan Lambat
Dua kata yang nampaknya biasa-biasa saja tetapi sangat berpengaruh dalam
memotivasi. Cepat, maka segala sesuatu yang kita lakukan harus cepat
dengan penuh perhitungan yang matang dalam mencapai apa yang kita
inginkan. Sedangkan lambat, apa yang kita lakukan walaupun sudah
dimaksimalkan dengan cepat namun tetap saja lambat. Dan yang terjadi
adalah keterlambatan dalam mencapai tujuan tersebut.
Jika penempatan dua kata diatas pada tuntutan Perjuangan Bangsa Papua seperti:
“Cepat” atau lambat” Papua merdeka – maka yang terjadi adalah
keterlambatan dalam perjuangan (Perhatikan pada kata awal dan akhir)
Ada rasa jenuh karena terasa lambat, penempatan kata yang tepat adalah
Papua cepat Merdeka. Posisikan untuk tidak menggunakan kalimat “lambat”
karena itu akan melambatkan perjuangan.
Papua merdeka, semua soal waktu – saat yang lain berjuang yang lain
hanya memotivasi dengan kalimat seperti ini, padahal tanggung jawab
perjuangan pembebasan bangsa Papua ada ditangan generasi bangsa Papua.
Semua harus ambil bagian sehingga cepat tercapai harapan perjuangan
pembebasan bangsa Papua.
Ada juga aktivis yang masih menganggap perjuangan bangsa Papua karena
perbedaan Ras, Papua Negroid dan Indonesia Melayu, lain lagi menambahkan
dengan hitam kulit dan keriting rambut. Memang secara umum itu adalah
ciri khas pribumi pemilik sah tanah Papua, tetapi perjuangan pembebasan
nasional bangsa kita juga membutuhkan dukungan dan solidaritas dari
seluruh suku bangsa yang hidup diatas tanah air kita. Oleh karena itu
sangat penting untuk tidak selalu menggunakan kata-kata yang sifatnya
rasis.
tetapi dibarengi dengan kesadaran dan pemahaman sejarah akan Bangsa Papua itu sendiri yang utama. Ketika seseorang itu sadar dan paham betul bahwa bangsanya dijajah sudah pasti akan timbul keinginan kuat untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Kesadaran yang timbul ini akan semakin kuat dan tertanam, bukan sekedar asal-asal tuntut. Sejarah itu pondasi perjuangan.
Lebih cepat itu lebih baik, perjuangan bangsa Papua telah memasuki
tingkatan yang mendapat sorotan dunia. Mari kita kawal setiap perjuangan
bangsa kita tanpa mengenal lelah. Satu perjuangan menuju pembebasan
nasional.
Salam Juang -Salam Papua Merdeka
@Phaul Heger
Sumber: www.anginselatan.com
Tidak ada komentar: